UNTUKMU SELAMANYA (cerpen - END)

alohaaaa ... udah lama banget lanjutan cerpen i ni di post. udah bulukan kali ya hahaha 
maaf baru kali ini sempet di post, sempet kelupaan kalo ternyata sebelumnya aku pernah posting cerpen yang belum selesai . diingetin sama pembaca yang protes, penasaran kelanjutannya gimana wkwkwk
but thank's to all reader's ..
enjoy the story :D


UNTUKMU SELAMANYA (cerpen - END)
cr. Maya


cast: Putra, Putri, Chacha, and others.
soundtrack: UNGU - Untukmu Selamanya

Saat aku sedang merapikan diri di depan cermin, aku melihat layar handphoneku yang terus menyala. Ternyata ada sms masuk, hmm.. mungkin sms-nya dateng saat aku udah terlelap. Dari Putra batinku senang. Aku segera membacanya, tapi isi sms darinya malah membuatku kaget dan gak percaya.



To : Putri
From : Putra
Put, maafin aku karena beberapa hari ini aku gabisa ketemu kamu. Aku tau kemarin kamu dateng ke rumah, tapi aku lagi keluar. Put, sebelum waktuku habis. Aku mau bilang sama kamu kalau aku sayang kamu. Kalau pun suatu saat nanti aku udah gak ada disampingmu, percayalah kalau cintaku sama kamu gak akan pernah hilang. I really Love U.

Aku terdiam membeku bagai tersengat listrik. Aku gak bisa berkata apa pun. Entah apa yang harus aku ungkapkan sekarang. Aku seneng, tapi aku bingung maksud dari kata-katanya. Tapi. Perasaanku gak enak. tanpa terasa air mataku mengalir membentuk sungai kecil pipi. Aku segera berlari ke garasi, menuju mobil yang terparkir manis di sana.
“Putriiii, sarapan dulu sayang!”panggil mamaku dari dalam.
“Putri sarapan di sekolah aja ma! Putri buru-buru. Dah mama!”teriakku dari luar.
Aku segera melesat ke rumah Putra. Tinggal satu tikungan lagi, batinku. Saat aku tiba di depan sebuah rumah berpagar coklat, disana berkibar sebuah bendera Kuning. Aku merasakan ada hawa duka dari dalam. Kuberanikan diri untuk melangkah ke dalam, dugaanku benar. Aku melihat banyak orang yang memakai baju hitam. Rasa penasaran tak dapat ku tahan lagi, aku pun bertanya pada seorang ibu yang lewat di hadapanku.
“Permisi bu, kalau boleh tau, siapa yang meninggal?”
“Itu neng anaknya Pak Suroto.”
“oh, siapa namanya bu?”
“Namanya Putra neng. Kalau gak salah dia siswa SMA 56.”

DEG!
Jantungku seakan berhenti berdetak. Satu hal lagi di pagi ini yang membuatku terdiam membeku. Air mataku tumpah, kakiku terasa lemas hingga akhirnya aku terjatuh.
“Neng gak apa-apa?”
Aku hanya menggeleng. Rasanya mulutku terkunci rapat dan sulit untuk bicara.
“kalau gitu ibu permisi dulu ya neng. Kalau neng mau liat jenazahnya, ada di dalam.”
“iya, makasih ya bu.”jawabku lemah.

Kulangkahkan kakiku menuju ruang dalam. Aku melihat sesosok tubuh yang terbujur kaku yang ku yakin dia adalah Putra. disampingnya ada seorang ibu yang menangis tersedu-sedu.
Aku gak percaya dengan semuanya. Kini, gak ada lagi Putra yang ceria, Putra yang jail, Putra yang selalu membuatkku jengkel, Putra yang membuatku tersenyum, Putra yang selalu menemani hari-hariku, kini ia telah pergi. Ingin aku berlari dan berteriak sekencang-kencangnya.
Seorang ibu menghampiriku, ”Putri?” tanyanya.
Aku mengangguk,
“Bisa ikut ibu sebentar? Saya ibunya Putra.”
Aku mengikuti ibu itu ke dalam sebuah kamar dan duduk di pinggir ranjangnya. Aku yakin ini adalah kamar Putra, karena disana terpajang sebuah foto Putra bersama Keluarganya.
“Ibu menemukan ini di mejanya. Sepertinya untukmu. Karena disana tertulis namamu.”
Aku mengambil selembar kertas putih yang ibu itu serahkan padaku.
“Putra kenapa bu? Kenapa bisa sampai seperti ini?”tanyaku.
“dia sakit Leukimia. Yasudah, ibu tinggal ya.”
Aku masih terdiam di sana. Aku membuka sepucuk surat yang ditinggalkan Putra untukku. 

Dear My Princess,
aku tau saat kamu membaca suratku ini, aku telah tiada. surat ini sengaja aku tulis untuk kamu dan aku titipkan pada ibu. aku minta maaf kalau aku gak memberi tahukan tentang penyakitku. aku cuma gak mau kamu khawatir. 
pertama kali aku mengetahui tentang penyakit ini, tentu saja aku sangat kaget. aku merasa tidak ada harapan lagi untuk hidup. banyak kegiatan yang dilarang oleh dokter. mentalku pun sempat down. setiap hari ibu sedih melihat tingkahku yang hanya melamun di kamar, tidak punya semangat hidup, kesehatan ku pun menurun drastis. namun, lama-kelamaan aku sadar, tidak seharusnya aku seperti itu. aku tidak tega melihat ibuku terus-terusan sedih. aku harus membuat sisa hidupku yang tinggal sebentar ini lebih berarti dan memberikan banyak kenangan  manis untuk orang-orang di sekitarku.
pertemuan pertamaku denganmu, saat kamu hampir saja menabrakku, itu adalah hari pertama ku memulai sekolah lagi setelah lama absen. aku akui dulu aku sangat kesal padamu, karena disaat aku telah mempunyai semangat untuk kembali hidup, tanpa berdosa seorang remaja perempuan akan merenggut nyawaku begitu saja. Tapi kini, aku tidak menyesal bisa bertemu dan  berkenalan sama kamu, Put. Kebersamaan kita selama ini, membuatku semakin ingin terus bertahan. namun sepertinya kehendak berkata lain, saat aku merasakan penyakit ini semakin lama semakin menggerogoti tubuhku dan membuatku semakin lemah. Sebelum aku benar-benar gak sanggup lagi untuk bangun, aku ingin bilang kalau aku sayang kamu, Put. Thank's for everything. Meskipun aku tidak lagi ada disampingmu, tapi ingatlah aku akan selalu ada dihatimu. I Love You ...

Putra ;)


Air mataku menitik tanpa ku pinta. Aku tidak percaya dia akan pergi meninggalkanku secepat ini. Bahkan aku tidak sempat menemaninya di saat-saat terakhir, aku tidak sempat mengatakan perasaanku yang sebenarnya bahwa akupun menyukainya. Kertas surat yang ku pegang terlihat kusut karena aku menggenggamnya begitu kuat. Aku bangkit dari posisi dudukku, aku ingin ikut serta mengantarkan Putra ke tempat peristirahatan terakhirnya..


END


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.